Robot Antibom Buatan dalam Negeri
Negara Berkembang Picu Pembajakan Software Tinggi
Indonesia tengah mengembangkan robot penjinak bom. Yang unik, robot ini dilengkapi senjata untuk melumpuhkan bom sebelum meledak. Senjata yang digunakan pada robot ini berbentuk shotgun dan berpeluru kosong dan dilontarkannya menggunakan tekanan air hingga membuat bom itu dihancurkan tanpa meledak.
Telepon Antisadap
BADAN pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi pengaman perangkat telepon seluler untuk melindungi pemakai dari penyadapan pesan dan suara. Pemasaran teknologi yang diberi nama CELEBES ini dilakukan oleh PT Dian Karya Sarana. Untuk memasang teknologi ini, pengguna setidaknya harus menyediakan Rp 100 juta. Untuk mengantisipasi pengguna yang tak bertanggung jawab, perusahaan distributor ini akan meregistrasi dan memvertifikasi calon pengguna. Tiap tahun registrasi diulang untuk memastikan tak berpindah tangan. Dian Karya pun bekerja sama dengan lembaga Sandi Negara karena CELEBES menggunakan algoritma kriptografi, jadi bukan berdasarkan nomor seluler si pemakai sehingga tak bisa dideteksi oleh operator telekomunikasi.
Negara Berkembang Picu Pembajakan Software Tinggi
JAKARTA - Hasil survei yang dilakukan Bussines Software Alliance (BSA) bersama dengan IDC menemukan bahwa secara global, nilai dari pembajakan software melonjak hingga mencapai rekor USD59 milliar. Nilai tersebut artinya meningkat hampir dua kali lipat sejak 2003. Sementara khusus untuk kawasan Asia Pasifik, nilai komersial dari software ilegal di Asia Pasifik mencapai USD18,7milliar.
Dikutip melalui keterangan resminya, Jumat (13/5/2011), survei ini juga memperlihatkan setengah dari 116 wilayah yang diteliti pada 2010 memiliki tingkat pembajakan 62 persen atau lebih, dimana rata-rata tingkat pembajakan global mencapai 42 persen yang merupakan tingkat tertinggi kedua selama sejarah penelitian. Negara-negara yang sedang tumbuh perekonominya menjadi faktor pendorong di balik pembajakan software komputer. Negara-negara tersebut merupakan pasar yang memiliki pertumbuhan PC sangat cepat, dengan kesenjangan yang signifikan dalam pemahaman tentang hal-hal apa yang merupakan pembajakan.
Dengan fase seperti saat ini, diperlukan waktu hingga 2049 bagi negara-negara yang memiliki tingkat pembajakan rata-rata 69 persen untuk dapat turun menjadi rata-rata 26 persen seperti halnya negara maju saat ini. Negara yang sedang tumbuh ekonominya saat ini berperan menciptakan lebih dari setengah total nilai kerugian akibat pembajakan software komputer sebesar USD31,9 juta.
"Under-licensing, meng-install satu program legal ke beberapa komputer, tetap menjadi pemicu terbesar pembajakan software. Ini memiliki implikasi yang luas melebihi sekadar industri software, karena software merupakan alat produktivitas di semua sektor ekonomi," ujar Victor Lim, Vice President Asia Pasifik Consulting Operations IDC.
"Pencurian software terus menghambat inovasi TI, penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Laporan ini jelas menunjukkan pentingnya edukasi bagi perusahaan, pejabat pemerintah, dan pengguna akhir tentang risiko pencurian software - dan hal-hal apa yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan itu," tambah Robert Holleyman, Presiden dan CEO BSA.
Sumber : www.okezone.com
Author : Susetyo Dwi Prihadi - Okezone
Dokter Gunakan Twitter untuk Selamatkan Pasiennya
HONG KONG - Ketika bencana gempa dan tsunami melanda Jepang pada bulan Maret silam, dokter-dokter di sana menggunakan Twitter untuk menolong para pasiennya. Dokter-dokter tersebut melalui akun Twitter-nya memberitahu ke para pasiennya ke mana harus menyelamatkan diri, karena jaringan telepon mati. Demikian seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat (13/5/2011).
Dalam sebuah surat yang dipublikasikan di harian The Lancet, dokter Yuichi Tamura dan Keiichi Fukuda mengatakan bahwa mereka mengirim tweet ke 60 pasien mereka, dengan memberitahukan di mana bisa mencari obat di lokasi terdekat. Hal ini dilakukan oleh Tamura dan Fukuda karena mereka sadar bahwa jaringan telepon sudah rusak. "Pasien yang kami tweet adalah mereka yang mengidap penyakit langka dan rumah sakit yang menyediakan obatnya juga sangat jarang," ujar Dr. Tamura dari bagian kardiologi di Keio University School Of Medicine, Tokyo.
"Kami secara langsung men-tweet ke 60 pasien tersebut dan follower kami me-retweet-nya lebih dari 100 kali. Lalu beberapa pasien ada yang tidak bisa mencapai rumah sakit karena tempat itnggal mereka terkena gempa, maka kami membawakan langsung obatnya ke mereka melalui mobil atau helikopter," jelas Tamura dan Fukuda di surat mereka. Short message services (SMS) dan media sosial internet kini sering digunakan oleh petugas medis di seluruh dunia agar mampu melayani pasien mereka.
Dalam sebuah surat yang dipublikasikan di harian The Lancet, dokter Yuichi Tamura dan Keiichi Fukuda mengatakan bahwa mereka mengirim tweet ke 60 pasien mereka, dengan memberitahukan di mana bisa mencari obat di lokasi terdekat. Hal ini dilakukan oleh Tamura dan Fukuda karena mereka sadar bahwa jaringan telepon sudah rusak. "Pasien yang kami tweet adalah mereka yang mengidap penyakit langka dan rumah sakit yang menyediakan obatnya juga sangat jarang," ujar Dr. Tamura dari bagian kardiologi di Keio University School Of Medicine, Tokyo.
"Kami secara langsung men-tweet ke 60 pasien tersebut dan follower kami me-retweet-nya lebih dari 100 kali. Lalu beberapa pasien ada yang tidak bisa mencapai rumah sakit karena tempat itnggal mereka terkena gempa, maka kami membawakan langsung obatnya ke mereka melalui mobil atau helikopter," jelas Tamura dan Fukuda di surat mereka. Short message services (SMS) dan media sosial internet kini sering digunakan oleh petugas medis di seluruh dunia agar mampu melayani pasien mereka.
Sumber : www.okezone.com
Author : Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Author : Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Pengunduh Bajakan Mulai Kena Hukuman
LONDON - Seorang perawat berusia 58 tahun dari wilayah Ayshire, Skotlandia, menjadi orang pertama di negara tersebut yang dihukum atas tindakan filesharing. Anne Muir ditangkap setelah pihak intelijen dari British Phonographic Industry (BPI) dan Internasional Federation for the Phonographic Industry (IFPI) mengungkap bahwa ia adalah pengguna yang mengambil keuntungan dari jaringan filesharing P2P. Demikian seperti yang dikutip dari PC Advisor, Sabtu (14/5/2011).
Muir mengakui bahwa dirinya telah mendistribusikan materi dengan hak cipta, yang kebanyakan adalah file karaoke bernilai 54 ribu Euro, secara ilegal. Ada sekira 75 ribu file musik digital dan lebih dari 24 ribu file karaoke ditemukan dalam PC miliknya, setelah Muir ditangkap oleh kepolisian Skotlandia. Pengacara Muir, Lorenzo Alonzi, mengklaim bahwa kliennya melakukan filesharing bukan untuk mencari keuntungan. "Ini harus digarisbawahi bahwa tindakan klien saya bukan untuk mencari keuntungan," ujar Alonzi. "Nyonya Muir tidak mencoba untuk mendisitribusikan file tersebut dalam skala besar. Ia memiliki file-file tersebut karena ia adalah 'penimbun' sebuah gejala kelainan kejiwaan yang terlalu obsesif. Muir selama bertahun-tahun telah menderita depresi, yang membuat rasa percaya dirinya sangat rendah," tambahnya.
Muir akan dihadirkan dalam persidangan di Pengadilan Ayshire Sheriff bulan ini. "Muir secara ilegal melanggar hukum hak cipta yang merugikan label rekaman, musisi dan industri musik secara keseluruhan," ujar Mirian Watson, penasehat keuangan dari wilayah Ayrshire.
Akan tetapi Open Rights Group (ORG) mengkritisi tuntutan tersebut. "Tidak jelas bagaimana industri musik bisa dirugikan oleh tindakannnya. Muir kini menghadapi tuntutan ribuan Pound dan dilabeli kriminal. Padahala yang ia lakukan tidak lebih seperti seorang remaja yang mengkoleksi kaset-kaset rekaman," ungkap ORG.
Muir mengakui bahwa dirinya telah mendistribusikan materi dengan hak cipta, yang kebanyakan adalah file karaoke bernilai 54 ribu Euro, secara ilegal. Ada sekira 75 ribu file musik digital dan lebih dari 24 ribu file karaoke ditemukan dalam PC miliknya, setelah Muir ditangkap oleh kepolisian Skotlandia. Pengacara Muir, Lorenzo Alonzi, mengklaim bahwa kliennya melakukan filesharing bukan untuk mencari keuntungan. "Ini harus digarisbawahi bahwa tindakan klien saya bukan untuk mencari keuntungan," ujar Alonzi. "Nyonya Muir tidak mencoba untuk mendisitribusikan file tersebut dalam skala besar. Ia memiliki file-file tersebut karena ia adalah 'penimbun' sebuah gejala kelainan kejiwaan yang terlalu obsesif. Muir selama bertahun-tahun telah menderita depresi, yang membuat rasa percaya dirinya sangat rendah," tambahnya.
Muir akan dihadirkan dalam persidangan di Pengadilan Ayshire Sheriff bulan ini. "Muir secara ilegal melanggar hukum hak cipta yang merugikan label rekaman, musisi dan industri musik secara keseluruhan," ujar Mirian Watson, penasehat keuangan dari wilayah Ayrshire.
Akan tetapi Open Rights Group (ORG) mengkritisi tuntutan tersebut. "Tidak jelas bagaimana industri musik bisa dirugikan oleh tindakannnya. Muir kini menghadapi tuntutan ribuan Pound dan dilabeli kriminal. Padahala yang ia lakukan tidak lebih seperti seorang remaja yang mengkoleksi kaset-kaset rekaman," ungkap ORG.
Sumber : www.okezone.com
Author : Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Author : Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar